Pemandangan mengejutkan muncul di ajang Beijing Auto Show 2024, ketika perusahaan teknologi terkemuka asal Tiongkok, Xiaomi, memperkenalkan produk terbarunya yang tak lazim: sebuah mobil listrik bernama Xiaomi SU7.
Langkah ini menandai ekspansi serius Xiaomi ke industri otomotif, yang sebelumnya hanya dikenal karena produk elektroniknya, terutama smartphone.
Xiaomi SU7 membuat kehadirannya yang mencolok di ajang tersebut dengan desain yang menggoda. Dibangun dengan konsep coupe saloon, mobil listrik ini menampilkan lekukan yang mengalir mulai dari bagian depan hingga belakang, memberikan kesan elegan layaknya sedan premium.
Desain lampu depan dan belakang Xiaomi SU7 membawa asosiasi dengan mobil-mobil mewah seperti Porsche Taycan, meskipun dengan sentuhan yang unik dan khas dari Xiaomi.
Mobil ini tersedia dalam tiga varian yang berbeda, masing-masing dengan spesifikasi yang menarik. Varian pertama, Xiaomi SU7, dilengkapi dengan baterai 73,6 kWh yang menawarkan jarak tempuh hingga 700 km, dengan tenaga sebesar 295 dk dan torsi mencapai 400 Nm.
Varian kedua, SU7 Pro, hadir dengan baterai 94,3 kWh yang mampu menempuh jarak hingga 830 km, dengan tenaga yang sama dengan varian sebelumnya.
Sementara varian tertinggi, SU7 Max, dilengkapi dengan baterai 101 kWh yang memberikan jarak tempuh 800 km, dengan tenaga yang mengesankan mencapai 670 dk dan torsi sebesar 838 Nm.
Menariknya, Xiaomi SU7 juga hadir dengan rentang harga yang cukup bersaing di pasaran Tiongkok. Harga untuk model ini berkisar antara RMB 215.900 hingga RMB 299.900, atau sekitar Rp 494 juta hingga Rp 686 jutaan dalam mata uang Indonesia.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah apakah Xiaomi SU7 akan menjadi pilihan yang menarik bagi konsumen di Indonesia? Pasar mobil listrik di Indonesia masih dalam tahap perkembangan, dengan infrastruktur pengisian yang belum sepenuhnya matang.
Namun, dengan dorongan dari pemerintah untuk mengurangi emisi dan beralih ke kendaraan ramah lingkungan, peluang bagi mobil listrik seperti Xiaomi SU7 untuk sukses di Indonesia terbuka lebar.
Selain itu, harga yang relatif terjangkau untuk mobil listrik kelasnya dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen di Indonesia. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya lingkungan dan efisiensi energi, tidak mengherankan jika permintaan akan mobil listrik semakin meningkat di masa mendatang.
Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk membeli Xiaomi SU7 di Indonesia. Salah satunya adalah ketersediaan infrastruktur pengisian yang memadai di seluruh wilayah.
Sehingga pengguna tidak perlu khawatir tentang jarak tempuh dan ketersediaan titik pengisian. Selain itu, dukungan purna jual dan layanan purna jual yang baik juga menjadi faktor penting bagi konsumen.
Meskipun demikian, langkah Xiaomi untuk memasuki pasar mobil listrik dengan meluncurkan Xiaomi SU7 diharapkan dapat menjadi dorongan positif bagi perkembangan industri otomotif di Indonesia.
Dengan adanya persaingan yang sehat antara produsen mobil listrik, konsumen dapat diuntungkan dengan beragam pilihan yang menarik dan inovatif.
Sementara itu, bagi Xiaomi, langkah ini juga menunjukkan komitmen mereka untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan pasar.
Dengan memperluas portofolio produk mereka ke industri otomotif, Xiaomi membuktikan bahwa mereka tidak hanya sebatas perusahaan teknologi konvensional, tetapi juga pemain yang serius dalam pasar mobil listrik global.
Xiaomi SU7 pun tidak hanya menjadi kendaraan listrik yang menarik dari segi desain dan performa, tetapi juga melambangkan langkah maju Xiaomi ke arah diversifikasi bisnis yang lebih luas.
Sebagai perusahaan teknologi terkemuka di dunia, langkah ini dapat menjadi awal dari peran yang lebih besar bagi Xiaomi dalam membentuk masa depan mobilitas berkelanjutan di seluruh dunia.